search....

Sabtu, 01 Agustus 2009

NEWS

Duh, Berbahasa Inggris demi SBI, Guru Sempat Stres

Rabu, 29 Juli 2009 | 11:52 WIB

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Mewujudkan sekolah berstandar internasional (SBI) tidaklah mudah. Banyak hal harus digenjot, salah satunya adalah semua guru harus selalu menggunakan Bahasa Inggris, setidaknya di sekolah.

Masalah tersebut, kata Kepala SMKN 1, Pangkal Pinang, Kun Listiani, membuat sejumlah guru sempat stres. “Kami harus belajar lagi menggunakan Bahasa Inggris dalam kegiatan sehari-hari. Kami dituntut siap,” kata Kun, Selasa (28/7) siang.

Kendati demikian, Kun optimistis guru-gurunya akan membuktikan bahwa mereka mampu meski harus belajar lagi. “Sekarang dua guru kami sedang belajar Bahasa Inggris di salah satu tempat kursus di Pangkal Pinang. Mereka bergiat mengejar kemampuan,” ujarnya.

Upaya lain yang dilakukan SMAN 1 adalah melakukan jemput bola, yaitu meminta bantuan Provinsi Babel dan Pemkot Pangkal Pinang agar guru dibiayai kursus Bahasa Inggris.

“Jujur saja, tuntutan menjadi SBI itu juga sempat membuat saya kaget dan stres karena harus memikirkan guru-guru supaya kualitas Bahasa Inggris-nya bagus. Padahal, untuk mengikutkan para guru dalam kursus Bahasa Inggris sulit. Makanya, kami minta bantuan pemkot dan pemprov,” tutur Kun. (Asmadi)

Sumber: Kompas.Com

OPINI:
-Mewujudkan sekolah berstandar internasional (SBI) tidaklah mudah. Banyak hal harus digenjot, salah satunya adalah semua guru harus selalu menggunakan Bahasa Inggris, setidaknya di sekolah
-Masalah tersebut, kata Kepala SMKN 1, Pangkal Pinang, Kun Listiani, membuat sejumlah guru sempat stres. “Kami harus belajar lagi menggunakan Bahasa Inggris dalam kegiatan sehari-hari. Kami dituntut siap,” kata Kun, Selasa (28/7) sianG
-Kendati demikian, Kun optimistis guru-gurunya akan membuktikan bahwa mereka mampu meski harus belajar lagi
-“Jujur saja, tuntutan menjadi SBI itu juga sempat membuat saya kaget dan stres karena harus memikirkan guru-guru supaya kualitas Bahasa Inggris-nya bagus. Padahal, untuk mengikutkan para guru dalam kursus Bahasa Inggris sulit. Makanya, kami minta bantuan pemkot dan pemprov,” tutur Kun.

FAKTA:
-“Sekarang dua guru kami sedang belajar Bahasa Inggris di salah satu tempat kursus di Pangkal Pinang. Mereka bergiat mengejar kemampuan,” ujarnya.
-Upaya lain yang dilakukan SMAN 1 adalah melakukan jemput bola, yaitu meminta bantuan Provinsi Babel dan Pemkot Pangkal Pinang agar guru dibiayai kursus Bahasa Inggris.

Tanggapan:menurut saya memang benar dalam mewujudkan sekolah menjadi SBI tidaklah mudah karena semua itu butuh proses yang sangat panjang, karena itu agar dapat terwujud dengan baik sekolah harus dapat menata kembali proses belajar mengajar dengan baik seperti apa yang di butuhkan dalam SBI tersebut.
tetapi dalam mewujudkannya sekolah juga membutuhkan bantuan dari pemkot dan pemprov. agar SBI dapat terwujud dengan baik.

SURAT LAMARAN KERJA

Surat lamaran pekerjaan ditulis seseorang ditujukan kepada perusahaan atau instansi.surat tersebut dibuat seseorang untuk menawarkan keahlian dan kemampuan.

Hal-hal harus ada dalam surat lamaran pekerjaan adalah
1.Identitas pelamar (nama, umur, pendidikan, alamat)
2.Data pendukung .
Dalam menulis surat lamaran pekerjaan, hal-hal yang harus di perhatikan dalam penulisan adalah:
1.Sebaiknya ditulis dengan tangan ;
2.Kertas bergaris ukuran folio;
3.Bermaterai;
4.Tulisan harus rapih, jelas, dan bersih.


Tips membuat surat lamaran kerja yang baik dan menjual:

1. Surat lamaran harus Impresif.
Isi surat lamaran kerja hendaknya dapat memunculkan kesan simpatik, tidak terlalu arogan tetapi juga tidak terlalu merendah. Intinya tampilkan jati diri kita secara menarik.

2.Surat lamaran harus menarik minat calon atasan.
Buatlah surat lamaran kerja yg ketika seseorang mulai membacanya, akan langsung tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seperti apakah kriteria kita. Ingat kesan pertama sangatlah penting.

3.Sebutkan kualifikasi yang diraih dalam surat lamaran.
Contoh prestasi kerja maupun pengalaman yg sukses harus disebutkan, untuk menunjukkan bahwa kita mempunyai prestasi & pengalaman yg patut dipertimbangkan.
Gunakan bahasa yang enak dibaca, ringkas dan padat.

4.Pergunakanlah bahasa yg sederhana & ringkas. Kita mempunyai kesempatan lain untuk menjabarkan semua kelebihan dan kualitas diri kita dalam kesempatan wawancara. Maka dari itu, untuk saat ini buat penjelasan yg singkat tetapi efektif.

5.Perhatikan kalimat dalam surat lamaran.
Dalam surat lamaran kerja anda hindari penggunaan kalimat yg tidak efektif, kalimat yang diulang-ulang tanpa alasan, ejaan yang salah, maupun penggunaan tata bahasa yang buruk. Yang sering terjadi adalah penggunaan kata keterangan yang berulang-ulang, atau kata sambung secara berulang-ulang, yang menyebabkan kalimat terasa janggal, bertele-tele persis seperti contoh kalimat yang sedang anda baca saat ini, yang menggunakan banyak kata sambung ‘yang’ secara berulang-ulang & berlebihan.

6.Surat lamaran kerja berbahasa Indonesia.
Sebaiknya pergunakan bahasa Indonesia saja. Jika tidak diminta, hindari penggunaan bahasa Inggris, terutama jika kemampuan bahasa Inggris kita kurang baik. Jika bahasa Inggris kita bagus, boleh saja membuat surat lamaran kerja berbahasa Inggris, yg tentu saja merupakan sebuah nilai lebih bagi kita.

7.Tujuan dan alasan melamar kerja.
Pada surat lamaran kerja anda, cantumkan tujuan & alasan kita melamar. Biasanya tujuan yg sering disebutkan adalah bahwa kita mempunyai kemampuan dan pengalaman yg memadai dalam bidang pekerjaan tertentu, & dengan bergabungnya kita ke suatu perusahaan akan dapat memberikan kontribusi yg berharga bagi perusahaan tersebut.

8.Kerapihan surat.
Agar lamaran anda mudah dibaca jangan menulis atau mencetak dengan tinta yg terlalu tipis, & hindari penggunaan tipp-ex. Pergunakan kertas yg bagus, bersih & rapih, tidak kusut, tidak tebal dan tidak mudah terkoyak.

9.Buat surat lamaran dengan tulis tangan atau komputer?
Jika memungkinkan buatlah surat dengan komputer kecuali dipersyaratkan agar ditulis dengan tangan. Agar diperoleh kualitas tulisan yg setara dengan kualitas tulisan dari mesin cetak, sebaiknya gunakan printer inkjet atau laser, dan sebisa mungkin hindari penggunaan printer dot matrix karena akan memberi kesan kita orang yg tertinggal dalam hal teknologi. Gunakan jenis font standar, seperti Times New Roman ukuran 12 untuk memberi kesan formal.

CONTOH-CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

B.INDONESIA:

1.
Jakarta, 25 April 2005

Kepada Yth ;

Departemen Pengembangan SDM
PT. INFOMEDIA NUSANTARA
Jl. R.S. Fatmawati No.77-81
Jakarta 12150

Selamat siang,

Bersama ini saya sampaikan keinginan saya untuk bergabung menjadi karyawan di PT. INFOMEDIA NUSANTARA. Saya mempunyai pengalaman bekerja yang berhubungan dengan Akuntansi, Finance dan Sistem Informasi Manajemen di sebuah perusahaan perbankan swasta nasioanal.

Saat ini saya dalam kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat bekerja dalam tim maupun individu secara baik, walaupun untuk pekerjaan dengan tenggat waktu (dead line) yang ketat. Berdasarkan pengalaman bekerja tersebut, serta adanya kemauan belajar dan bekerja dengan lebih baik lagi, saya berkeyakinan akan dapat memberikan kontribusi yang berharga untuk PT. INFOMEDIA NUSANTARA.

Saya berharap bapak/ibu bersedia meluangkan waktu untuk wawancara, sehingga saya dapat memperkenalkan diri saya secara lebih rinci. Semoga kualifikasi dan pengalaman bekerja saya sesuai dengan kebutuhan karyawan di perusahaan bapak/ibu.

Hormat saya,

Priyambodo Iman Nurcahyo, SE


2.
Jakarta, 2 Agustus 2009

Hal : Lamaran Pekerjaan

Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Gilland Ganesha
Jl. Raya Kebon Durian No. 11
Jakarta Timur



Dengan hormat,

Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Gilland Ganesha, seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 28 Juli 2009. Saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Gilland Ganesha.

Data singkat saya, seperti berikut ini. Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir

Alamat
Telepon, HP, e-mail
Status Perkawinan : Benny Kasmanto
: Bukit Tinggi, 19 Februari 1976
: Sarjana Manajemen Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) - Jakarta
(Konsentrasi Manajemen Pemasaran)
: Perum Bumi Sentosa Blok A.5 Bekasi
: 021 - 87914990, 0815 965 5695, benny_kas07@yahoo.co.id
: Menikah



Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat berbahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan. Latar belakang pendidikan saya sangat memuaskan serta memiliki kemampuan manajemen dan marketing yang baik. Saya telah terbiasa bekerja dengan menggunakan komputer. Terutama mengoperasikan aplikasi paket MS Office, seperti Excel, Word, Acces, PowerPoint, OutLook, juga internet, maupun surat-menyurat dalam Bahasa Inggris.

Saat ini saya bekerja sebagai staff Marketing di PT. Hilmy Finance. Saya senang untuk belajar, dan dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.

Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
Daftar Riwayat Hidup.
Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai.
Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
Pas foto terbaru.

Saya berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri saya.

Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.


Hormat saya,



Benny Kasmanto

B.INGGRIS :

Attention To:
HRD Manager
PT. Pranata Informatindo
Jl. Raya Sudirman No. 17
Bekasi


Dear Sir/Madam,

I have read from your advertisement at Republika that your company is looking for employees to hold some position. Based on the advertisement, I am interested in applying application for Engineer position according with my background educational as Engineering Physics.

My name is Iswandi Lubis, I am twenty three years old. I have graduated from Engineering Physics Department ISTN on March 2007. My specialization in Engineering Physics is Instrumentation and Control specialist. I consider myself that I have qualifications as you want. I have good motivation for progress and growing, eager to learn, and can work with a team (team work) or by myself. Beside that I posses adequate computer skill and have good command in English (oral and written).

With my qualifications, I confident that I will be able to contribute effectively to your company. Herewith I enclose my :
1. Copy of Bachelor Degree (S-1) Certificate and Academic Transcript.
2. Curriculum Vitae.
3. Copy of Job Training Certificate from Unocal Indonesia Company.
4. Recent photograph with size of 4x6


I would express my gratitude for your attention and I hope I could follow your recruitment test luckily.


Sincerely,



Iswandi Lubis


-tanggapan : Menurut saya apabila kita akan membuat sebuah surat lamaran pekerjaan kita harus baik dan menjual, karena itu kita harus memperhatikan hal hal penting yang harus ada dalam surat lamaran pekerjaan, selain itu kita juga harus hati-hati dalam penulisan surat lamaran pekerjaan agar tidak ada satupun yang dapat mengurangi penilaian seseorang terhadap lamaran yang kita ajukan

Kamis, 30 Juli 2009

PENYAJIAN LISAN

Penyajian lisan sangatlah banyak di antaranya: ceramah, diskusi, seminar, khutbah, pembaca berita, sidang ,pidato, rapat, wawancara, MC, konferensi, kongres, debat


salah satu contoh penyajian lisan adalah DEBAT,


DEBAT

Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.

Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.

Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.

Debat kompetitif dalam pendidikan

Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat dilakukan dalam bahasa asing).

Namun demikian, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah "debat parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.

Kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui adalah World Universities Debating Championship (WUDC) dengan gaya British Parliamentary di tingkat universitas dan World Schools Debating Championship (WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas.

Kompetisi debat bertaraf internasional umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Tidak ada bantuan penerjemah bagi peserta manapun. Namun demikian, beberapa kompetisi memberikan penghargaan khusus kepada tim yang berasal dari negara-negara yang hanya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (English as Second Language - ESL).

Negara-negara yang terkenal dengan tim debatnya antara lain Inggris, Australia, Irlandia, dan Amerika Serikat. Di Asia, negara yang dianggap relatif kuat antara lain Filipina dan Singapura.

Debat kompetitif di Indonesia

Artikel Utama: Debat kompetitif di Indonesia

Di Indonesia, debat kompetitif sudah mulai berkembang, walaupun masih didominasi oleh kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan debat parlementar pertama di tingkat universitas adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) yang diselenggarakan tahun 1997 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan diikuti oleh tim-tim dari berbagai wilayah di P. Jawa. Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama adalah Indonesian Varsity English Debate (IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini (2006), kedua kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang berbeda.

Sejak 2001, Indonesia telah mengirimkan delegasi ke WSDC. Delegasi tersebut dipilih setiap tahunnya melalui Indonesian Schools Debating Championship (ISDC) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Association for Critical Thinking (ACT).

Berbagai gaya debat parlementer

Dalam debat kompetitif, sebuah format mengatur hal-hal antara lain:

* jumlah tim dalam satu debat
* jumlah pembicara dalam satu tim
* giliran berbicara
* lama waktu yang disediakan untuk masing-masing pembicara
* tatacara interupsi
* mosi dan batasan-batasan pendefinisian mosi
* tugas yang diharapkan dari masing-masing pembicara
* hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh pembicara
* jumlah juri dalam satu debat
* kisaran penilaian

Selain itu, berbagai kompetisi juga memiliki aturan yang berbeda mengenai:

* penentuan topik debat (mosi) - apakah diberikan jauh hari sebelumnya atau hanya beberapa saat sebelum debat dimulai (impromptu)
* lama waktu persiapan - untuk debat impromptu, waktu persiapan berkisar antara 15 menit (WUDC) hingga 1 jam (WSDC)
* perhitungan hasil pertandingan - beberapa debat hanya menggunakan victory point (VP) untuk menentukan peringkat, namun ada juga yang menghitung selisih (margin) nilai yang diraih kedua tim atau jumlah vote juri (mis. untuk panel beranggotakan 3 juri, sebuah tim bisa menang 3-0 atau 2-1)
* sistem kompetisi - sistem gugur biasanya hanya digunakan dalam babak elimiasi (perdelapan final, perempat final, semifinal dan final); dalam babak penyisihan, sistem yang biasa digunakan adalah power matching

Format debat parlementer sering menggunakan peristilahan yang biasa dipakai di debat parlemen sebenarnya:

* topik debat disebut mosi (motion)
* tim Afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut juga Pemerintah (Government), tim Negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi (Opposition)
* pembicara pertama dipanggil sebagai Perdana Menteri (Prime Minister), dan sebagainya
* pemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil Speaker of The House
* penonton/juri dipanggil Members of the House (Sidang Dewan yang Terhormat)
* interupsi disebut Points of Information (POI)

Australian Parliamentary/Australasian Parliamentary ("Australs")

Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya menyebar hingga ke kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan di Asia, sehingga akhirnya disebut sebagai format Australasian Parliamentary. Dalam format ini, dua tim beranggotakan masing-masing tiga orang berhadapan dalam satu debat, satu tim mewakili Pemerintah (Government) dan satu tim mewakili Oposisi (Opposition), dengan urutan sebagai berikut:

1. Pembicara pertama pihak Pemerintah - 7 menit
2. Pembicara pertama pihak Oposisi - 7 menit
3. Pembicara kedua pihak Pemerintah - 7 menit
4. Pembicara kedua pihak Oposisi - 7 menit
5. Pembicara ketiga pihak Pemerintah - 7 menit
6. Pembicara ketiga pihak Oposisi - 7 menit
7. Pidato penutup pihak Oposisi - 5 menit
8. Pidato penutup pihak Pemerintah - 5 menit

Pidato penutup (Reply speech) menjadi ciri dari format ini. Pidato penutup dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua dari masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga). Pidato penutup dimulai oleh Oposisi terlebih dahulu, baru Pemerintah.

Mosi dalam format ini diberikan dalam bentuk pernyataan yang harus didukung oleh pihak Pemerintah dan ditentang oleh Pihak Oposisi, contoh:

(This House believes) That globalization marginalizes the poor.
(Sidang Dewan percaya) Bahwa globalisasi meminggirkan masyarakat miskin.

Mosi tersebut dapat didefinisikan oleh pihak Pemerintah dalam batasan-batasan tertentu dengan tujuan untuk memperjelas debat yang akan dilakukan. Ada aturan-aturan yang cukup jelas dalam hal apa yang boleh dilakukan sebagai bagian dari definisi dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Tidak ada interupsi dalam format ini.

Juri (adjudicator) dalam format Australs terdiri atas satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Dalam panel, setiap juri memberikan voting-nya tanpa melalui musyawarah. Dengan demikian, keputusan panel dapat bersifat unanimous ataupun split decision.

Di Indonesia, format ini termasuk yang pertama kali dikenal sehingga cukup populer terutama di kalangan universitas. Kompetisi debat di Indonesia yang menggunakan format ini adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) dan Indonesian Varsity English Debate (IVED).

Asian Parliamentary ("Asians")

Format ini merupakan pengembangan dari format Australs dan digunakan dalam kejuaraan tingkat Asia. Perbedaannya dengan format Australs adalah adanya interupsi (Points of Information) yang boleh diajukan antara menit ke-1 dan ke-6 (hanya untuk pidato utama, tidak pada pidato penutup). Format ini juga mirip dengan World Schools Style yang digunakan di WSDC.

Di Indonesia, format ini digunakan dalam ALSA English Competition (e-Comp) yang diselenggarakan (hampir) setiap tahun oleh ALSA LC [[Universitas Indonesia].

British Parliamentary ("BP")

Gaya debat parlementer ini banyak dipakai di Inggris namun juga populer di banyak negara, sebab format inilah yang digunakan di kejuaraan dunia WUDC. Dalam format ini, empat tim beranggotakan masing-masing dua orang bertarung dalam satu debat, dua tim mewakili Pemerintah (Government) dan dua lainnya Oposisi (Opposition), dengan susunan sebagai berikut:

Opening Government: Opening Opposition:
- Prime Minister - Leader of the Opposition
- Deputy Prime Minister - Deputy Leader of the Opposition
Closing Government: Closing Opposition:
- Member of the Government - Member of the Opposition
- Government Whip - Opposition Whip

Urutan berbicara adalah sebagai berikut:

1. Prime Minister - 7 menit
2. Leader of the Opposition - 7 menit
3. Deputy Prome Minister - 7 menit
4. Deputy Leader of the Opposition - 7 menit
5. Member of the Government - 7 menit
6. Member of the Opposition - 7 menit
7. Government Whip - 7 menit
8. Opposition Whip - 7 menit

Setiap pembicara diberi waktu 7 menit untuk menyampaikan pidatonya. Di antara menit ke-1 dan ke-6, pembicara dari pihak lawan dapat mengajukan interupsi (Points of Information). Bila diterima, pembicara yang mengajukan permintaan interupsi tadi diberikan waktu maksimal 15 detik untuk menyampaikan sebuah pertanyaan yang kemudian harus dijawab oleh pembicara tadi sebelum melanjutkan pidatonya.

Juri dalam debat BP bisa satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Di akhir debat, juri menentukan urutan kemenangan dari peringkat 1 sampai 4 untuk debat tersebut. Dalam panel, keputusan sebisanya diambil berdasarkan mufakat. Bila mufakat tidak tercapai, Ketua Panel akan membuat keputusan terakhir.

Di Indonesia, format ini digunakan dalam kompetisi Founder's Trophy yang diselenggarakan oleh Komunitas Debat Bahasa Inggris Universitas Indonesia setiap tahun.

Format World Schools

Format yang digunakan dalam turnamen World Schools Debating Championship (WSDC) dapat dianggap sebagai kombinasi BP dan Australs. Setiap debat terdiri atas dua tim, Proposisi dan Oposisi, beranggotakan masing-masing tiga orang. Urutan pidato adalah sebagai berikut:

1. Pembicara pertama Proposisi - 8 menit
2. Pembicara pertama Oposisi - 8 menit
3. Pembicara kedua Proposisi - 8 menit
4. Pembicara kedua Oposisi - 8 menit
5. Pembicara ketiga Proposisi - 8 menit
6. Pembicara ketiga Oposisi - 8 menit
7. Pidato penutup Oposisi - 4 menit
8. Pidato penutup Proposisi - 4 menit

Pidato penutup (reply speech) dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga) dan didahului oleh pihak Oposisi dan ditutup oleh pihak Proposisi.

Aturan untuk interupsi (Points of Information - POI) mirip dengan format BP. POI hanya dapat diberikan antara menit ke-1 dan ke-7 pidato utama dan tidak ada POI dalam pidato penutup.

Di Indonesia, format ini digunakan dalam kejuaraan Indonesian Schools Debating Championship (ISDC). Beberapa SMU di Indonesia yang pernah mengadakan kompetisi debat juga menggunakan format ini.

American Parliamentary

Debat parlementer di Amerika Serikat diikuti oleh dua tim untuk setiap debatnya dengan susunan sebagai berikut:

* Government
o Prime Minister (PM)
o Member of the Government (MG)
* Opposition
o Leader of the Opposition (LO)
o Member of the Opposition (MO)

Debat parlementer diadakan oleh beberapa organisasi berbeda di Amerika Serikat di tingkat pendidikan menengah dan tinggi. National Parliamentary Debate Association (NPDA), American Parliamentary Debate Association (APDA), dan National Parliamentary Tournament of Excellence (NPTE) menyelenggarakan debat parlementer tingkat universitas dengan susunan pidato sebagai berikut:

* Prime Minister - 7 menit
* Leader of the Opposition - 8 menit
* Member of the Government - 8 min
* Member of the Opposition - 8 min
* Leader of the Opposition Rebuttal - 4 min
* Prime Minister Rebuttal - 5 min

California High School Speech Association (CHSSA) dan National Parliamentary Debate League (NPDL) menyelenggarakan debat parlementer tingkat sekolah menengah dengan susunan pidato sebagai berikut:

* Prime Minister - 7 menit
* Leader of the Opposition - 7 menit
* Member of the Government - 7 menit
* Member of the Opposition - 7 menit
* Leader of the Opposition Rebuttal - 5 menit
* Prime Minister Rebuttal - 5 menit

Dalam semua format tersebut kecuali CHSSA, interupsi berupa pertanyaan dapat ditanyakan kepada pembicara keempat pidato pertama, kecuali pada menit pertama dan terakhir pidato. Dalam format CHSSA, keenam pidato semuanya dapat diinterupsi.

Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.
Debat kompetitif selain debat parlementer

Debat Proposal

Dalam gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim menjadi penganjur dan penentang sebuah rencana yang berhubungan dengan topik debat yang diberikan. Topik yang diberikan umumnya mengenai perubahan kebijakan yang diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya memainkan peran Afirmatif (mendukung proposal) dan Negatif (menentang proposal). Pada prakteknya, kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki satu topik yang sama yang berlaku selama setahun penuh atau selama jangka waktu lainnya yang sudah ditetapkan.

Bila dibandingkan dengan debat parlementer, debat proposal lebih mengandalkan pada hasil riset atas fakta-fakta pendukung (evidence). Debat ini juga memiliki persepsi yang lebih luas mengenai argumen. Misalnya, sebuah proposal alternatif (counterplan) yang membuat proposal utama menjadi tidak diperlukan dapat menjadi sebuah argumen dalam debat ini. Walaupun retorika juga penting dan ikut mempengaruhi nilai setiap pembicara, pemenang tiap babak umumnya didasari atas siapa yang telah "memenangkan" argumen sesuai dengan fakta pendukung dan logika yang diberikan. Sebagai konsekuensinya, juri kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil keputusan karena semua fakta pendukung harus diperiksa terlebih dahulu.

Di Amerika Serikat, Debat Proposal adalah tipe debat yang lebih populer dibandingkan debat parlementer. Kegiatan ini juga telah dicoba dikembangkan di Eropa dan Jepang dan gaya debat ini ikut mempengaruhi bentuk-bentuk debat lain. Di AS, Debat Proposal tingkat SMU diselenggarakan oleh NFL dan NCFL. Di tingkat universitas, debat ini diselenggarakan oleh National Debate Tournament (NDT), Cross Examination Debate Association (CEDA), National Educational Debate Association, dan Great Plains Forensic Conference.

Debat Proposal terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing dua orang dalam tiap debatnya. Setiap pembicara membawakan dua pidato, satu pidato konstruktif (8 atau 9 menit) yang berisi argumen-argumen baru dan satu pidato sanggahan (4, 5, atau 6 menit) yang tidak boleh berisi argumen baru namun dapat berisi fakta pendukung baru untuk membantu sanggahan. Biasanya, sehabis setiap pidato konstruktif, pihak lawan diberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan silang (cross-examination) atas pidato tersebut. Setiap isu yang tidak ditanggapi oleh pihak lawan dianggap sudah diterima dalam debat. Dewan juri secara seksama mencatat semua pernyataan yang dibuat dalam suatu babak (sering disebut flow).

Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.

Lincoln-Douglas Debate

Nama gaya debat ini diambil dari debat-debat terkenal yang pernah dilakukan di Senat Amerika Serikat antara kedua kandidat Lincoln dan Douglas. Setiap debat gaya ini diikuti oleh dua pedebat yang bertarung satu sama lain.

Argumen dalam debat ini terpusat pada filosofi dan nilai-nilai abstrak, sehingga sering disebut sebagai debat nilai (value debate). Debat LD kurang menekankan pada fakta pendukung (evidence) dan lebih mengutamakan logika dan penjelasan.

Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.

Kegiatan lain yang serupa

Model United Nations

Model United Nations adalah kegiatan yang banyak dilakukan di tingkat sekolah dan universitas di dunia. Dalam kegiatan ini, peserta memainkan peran sebagai delegasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mewakili negara tertentu (dalam kompetisi internasional, negara yang diwakili umumnya bukan negara asal sebenarnya dari tim tersebut).

Di Indonesia, kegiatan ini relatif belum berkembang. Namun, Jakarta International School (JIS), sebuah sekolah internasional di ibukota, memiliki kegiatan ekstrakurikuler ini.

Moot court

Kompetisi Moot court biasa dilakukan oleh mahasiswa hukum di tingkat universitas.

-Tanggapan : Menurut saya dalam suatu perdebatan memang harus mengikuti peraturan yang ada agar debat tersebut dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keputusan yang baik,karena debat juga mempunyai gaya bahasa yang bermacam - macang seperti yang telah di sebutkan di atas, sekarang ini di Indonesia sudah ada kompetisi debat antar mahasiswa, itu dapat melatih kemampuan public speaking seseorang,

METAFORA

METAFORA. Pemadanan langsung satu hal dengan hal lain, atau melihat sesuatu dengan perantaraan sesuatu yang lain, tanpa menggunakan kata-kata hubung pembanding.
Bila simile seakan perbandingan yang ragu, maka metafora adalah penyamaan yang tegas. Bila simile berpola A seperti B, maka metafora berpola A adalah B. Menurut I.A. Richards dalam "The Philosophy of Rhetoric" (1936), metafora terdiri dari dua bagian: tenor dan vehicle. Tenor adalah subjek yang hendak dijelaskan dengan sifat-sifat tertentu. Sedangkan vehicle adalah subjek lain yang sifat-sifatnya dipinjam untuk memperjelas. Ini hanya sekedar istilah. Penulis lain memakai istilah ground untuk tenor, dan figure untuk vehicle.
Sesunguhnya metafora itu lebih luas pembahasannya. Terlalu sempit tempat untuk metafora kalau ia hanya dibahas sebagai sebuah majas atau gaya bahasa. Metafora menuntut tempat istimewa dalam pembahasan Bahasa itu sendiri, secara luas. Metafora - dalam puisi - pun berhak untuk diberi perhatian lebih untuk digarap secara amat serius.
Contoh paling dahsyat untuk memahami metafora adalah sajak berikut ini:

a. Aku ini binatang jalang
    Dari kumpulannya terbuang

    Biar peluru menembus kulitku
    aku tetap meradang menerjang

("Aku", Chairil Anwar, "Aku Ini Binatang Jalang", Gramedia: Jakarta, 1986)

"Aku" ini (adalah) "binatang jalang". Metafora ini dihadirkan Chairil setelah dalam dua bait sebelumnya dia jelaskan apa yang ia tekadkan. Metafora itu mempertegas dan sekaligus dipertegaS oleh kehadiran dua bait itu: Kalau sampai waktuku / kumau tak seorang kan merayu / Tidak juga kau // Tak perlu sedu sedan itu.
Bait selanjutnya masih merupakan bagian dari bangunan metafora "Aku" Chairil (adalah atau sebagai) "binatang jalang" :
Luka dan bisa (a)kan (a)ku (karena aku adalah binatang yang jalang) -bawa berlari/ Berlari /  Hingga hilang pedih peri
Lebih dari sebagai majas, metafora dalam sajak ini adalah bangunan utama, yang mengukuhkan tegak berdirinya sajak. Tenaga sajak ini akan lembek kalau Chairil memilih menggunakan majas simile: Aku ini seperti binatang jalang.

MAJAS

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Dalam Bahasa Indonesia, majas terdiri dari 4 jenis:
1. majas perbandingan
2. majas sindiran
3. majas penegasan
4. majas pertentangan

Majas perbandingan
1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
6. Sinestesia: Metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.
7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
11. Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.
14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud


Majas sindiran
1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.


Majas penegasan
1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.


Majas pertentangan
1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.